A.
Paragraf
Paragraf/alinea merupakan bagian dari
wacana yang merupakan satu kesatuan kalimat-kalimat penjelas. Paragraf
yang baik harus memenuhi kriteria yaitu memiliki satu ide pokok atau satu
pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas antarkalimat saling
berkaitan/berkoherensi sehingga merupakan satu kesatuan. Kalimat yang memuat
ide pokok/pikiran utama disebut kalimat utama. Kalimat yang mengandung pikiran
penjelas disebut kalimat penjelas. Paragraf
yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraph disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya
terletak di akhir paragraph disebut paragraf induktif.
B.
Jenis karangan
Jenis
karangan ada lima, yaitu:
1.
Eksposisi adalah karangan yang
berisi uraian/penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Tidak jarang eksposisi berisi tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi
demikian disebut paparan proses.
2.
Argumentasi adalah karangan yang
bertujuan membuktikan kebenaran
Suatu pendapat/kesimpulan dengan
data/fakta konsep sebagai alasan/bukti.
3.
Deskripsi adalah karangan yang
berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan
sehingga pembaca
seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
4.
Persuasi adalah karangan yang
bertujuan untuk mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu.
5.
Narasi adalah karangan yang
berisi rangkaian peristiwa yang susul menyusul sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
C.
Ide pokok/pikiran utama/gagasan utama
Ide pokok/pikiran
utama/gagasan utama
adalah gagasan yang menjiwai paragraf. Cara menentukan gagasan utama dalam
paragraf adalah: merupakan pernyataan yang paling
umum,
paling penting atau penyataan yang merupakan kesimpulan, dan terdapat
bagianbagian yang diulang pada kalimat-kalimat yang lain.
D.
Menarik Kesimpulan
Dalam
menyusun pendapat untuk menarik kesimpulan yang benar, kita harus menggunakan
pola berpikir/penalaran yang benar pula. Pola penalaran dibagi menjadi dua,
yaitu deduktif dan induktif.
1.
Penalaran deduktif yaitu; dimulai
dengan mengemukakan pernyataan yang umum
(premis
umum/mayor) diikuti pernyataan khusus (premis khusus/minor) menarik
kesimpulan
terhadap hal yang khusus. Penalaran demikian disebut juga silogisme.
2.
Penalaran induktif dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus menuju kepada kesimpulan umum
berdasarkan hal-hal yang khusus tersebut.
Macam-macam
penalaran induktif:
•
Generalisasi: perumusan kesimpulan
umum berdasarkan data/kejadian-kejadian
yang bersifat khusus.
•
Sebab-akibat: dimulai dengan
fakta-fakta yang menjadi sebab menuju kesimpulan yang menjadi akibat.
•
Akibat-sebab: dimulai pada
fakta-fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis untuk mencari sebabnya.
•
Analogi adalah pengambilan
kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua atau beberapa hal memiliki banyak
kesamaan, maka aspek lain pun memiliki kesamaan.
E.
Kalimat/Paragraf
Informasi dapat
disajikan dalam bentuk kalimat/paragraf/wacana. Di samping itu penyajian
informasi juga sering
dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, jadwal, denah, dan
petunjuk pemakaian alat atau obat.
F.
Grafik
Grafik
merupakan visualisasi tabel. Tabel yang berupa angka-angka dapat disajikan/ditampilkan
ke dalam bentuk gambar yang disebut grafik, antara lain: grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran.
Grafik
batang terutama dipakai untuk menekankan perbedaan tingkat/nilai dari beberapa aspek/variabel.
Grafik
garis terutama dipakai untuk menggambarkan perkembangan/perubahan dari waktu ke
waktu.
Grafik
lingkaran terutama dipakai untuk menggambarkan persentase dari suatu nilai
total.
G.
Undang-Undang
Undang-undang
adalah:
a.
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan negara yang dibuat pemerintah.
b.
aturan-aturan yang dibuat oleh orang atau badan yang berkuasa, aturan-aturan,
biasa juga disebut tata tertib.
Berikut
ini contoh kerangka untuk membuat resensi drama/film.
A.
Pendahuluan
Judul:....
Penulis:...
Sutradara:...
Penayangan/Pementasan
di:.......tanggal:......
Para
pemain:......sebagai.......
Aktor
atau artis:.....sebagai......
B.
Analisis
Tema:...
Alur/Plot:...
Perwatakan:...
Konflik:....
Dialog:....
Tata
artistik:....
Akting:....
Kasting:.....
C.
Kesimpulan
Bagaimana penilaian
umum tentang drama atau film tersebut?
Di mana letak
keistimewaan/kelebihan dan kekurangannya?
Apa yang dapat kita
petik dari keseluruhan penayangan/pementasan drama atau film itu?
Ciri-ciri
karya sastra:
1.
Sastra
memberikan hiburan. Dalam lubuk hati manusia terpatri kecintaan dan keindahan. Manusia
adalah makhluk yang suka keindahan. Karya sastra adalah ekspresi dari keindahan
itu. Karena itu karya sastra yang baik selalu menyenangkan untuk dibaca.
2.
Sastra
menunjukkan kebenaran hidup. Dalam karya sastra terungkap berbagai pengalaman hidup
manusia, yang baik, yang jahat, yang benar, maupun yang salah. Karena itu
manusia lain dapat memetik pelajaran yang baik dari karya sastra. Sastra
melampaui batas bangsa dan zaman. Nilai-nilai kebenaran, ide, atau gagasan dalam
karya sastra yang baik bersifat universal, sehingga dapat dinikmati oleh bangsa
manapun.
Unsur-unsur
karya sastra prosa (cerpen, novel, roman, dan drama)
a.
unsur intrinsik
•
-tema
•
-plot
atau alur
•
-tokoh
•
-karakter
atau perwatakan
•
-latar/setting
•
-gaya/corak
bertutur atau bercerita
b.
unsur ekstrinsik
•
-latar
belakang pengarang
•
-latar
belakang politik
•
-latar
belakang budaya
•
-latar
belakang kemasyarakatan
•
-latar
belakang agama dan moral
Unsur-unsur
karya sastra puisi:
a.
unsur intrisik
•
tema
•
amanat
•
rima
•
ritma
•
metrum
atau irama
•
majas
•
kesan
•
diksi/pilihan
kata
b.
unsur ekstrinsik
•
-biografi
panggung
•
-agama
•
-pandangan
hidup seseorang
•
-adat
•
-sosial
budaya politik seseorang
A.
Penulisan di, ke, dari, daripada.
Penulisan
di, ke, dari, daripada. Bentuk, sebagai kata depan (diikuti kata-kata
penunjuk
tempat)
ditulis terpisah. Bentuk di, ke sebagai awalan ditulis dirangkai.
Misalnya
sebagai kata depan:
-di
pasar
-ke
dalam
-ke
mana
-dari
bawah
Misalnya
sebagai awalan:
-dikemukakan
-kemukakan
-kesampingkan
Catatan:
keluar
>< masuk (penulisan dirangkai)
ke
luar >< ke dalam (penulisannya dipisah)
ke
sana ke sini (dipisah)
kemari
(dirangkai)
daripada
(dirangkai)
B.
Penulisan kata gabung
Jika
salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri, penulisannya dirangkai.
Misalnya:
adidaya
dasawisma
adikuasa
dwidasawarsa
antarbangsa
kokurikuler
C.
Kata baku
Kata-kata
baku adalah kata-kata yang penulisannya sudah sesuai dengan kaidah yang
berlaku
resmi dalam bahasa Indonesia. Bentuk kata baku ada yang berasal dari bahasa
asing
disebut unsur serapan, yaitu kata-kata dari bahasa asing yang penulisannya
diadaptasikan
dengan ketentuan-ketentuan dalam bahasa Indonesia.
D.
Frase
Frase
adalah bagian kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi
batas
fungsi.
Artinya satu frase maksimal hanya menduduki gatra subjek (S), predikat (P) atau
objek
(O) atau keterangan (K).
E.
Klausa
Klausa
adalah susunan beberapa kata yang paling sedikitnya mengandung satu subjek dan
satu
predikat dan secara fakultatif satu objek. Jadi, klausa itu bisa berupa sebuah
kalimat
atau
bisa juga berupa anak kalimat.
F.
Intonasi
Intonasi
adalah lagu kalimat (tekanan nada atau jeda). Dalam penulisan kalimat harus
dilengkapi dengan tanda-tanda baca yang benar supaya bila diucapkan secara
lisanintonasinya tepat. Sebuah kalimat bila diucapkan dengan intonasi yang
salah, maka maksud kalimat itu pun akan lain pula.
G.
Bahasa Resmi
Bahasa
resmi adalah bahasa baku (standar) dipakai dalam situasi resmi (formal), baik
lisan
maupun
tulis. Pada umumnya mengacu pada bahasa orang terdidik/terpelajar.
Bahasa
resmi dipakai untuk:
a.
komunikasi resmi, misalnya surat dinas
b.
wacana teknis, misalnya laporan penelitian
c.
pembicaraan di muka umum, misalnya mengajar
d.
pembicaraan dengan orang yang dihormati (lafal tidak menampakkan kedaerahan)
H.
Kalimat Efektif
Kalimat
efektif ialah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan secara
tepat
dan
dapat dipahami secara tepat pula. Salah satu ciri tidak menggunakan kata yang
bermakna ganda. Kalimat tersebut singkat, padat, jelas, dan benar.
I.
Kata penghubung (konjungsi)
Konjungsi
koordinatif (setara): dan, atau, tetapi, namun, sedangkan, dll.
Tugas
utamanya menghubungkan klausa-klausa dalam kalimat majemuk setara. Konjungsi
subordinatif
(bertingkat): ketika, tatkala, sesudah, jika, kalau, manakala, andaikan, agar,
meskipun,
bagaikan, sebab, sehingga. Konjungsi korelatif: bertugas menghubungkan
kata/frase/klausa
yang setara kedudukannya tetapi terpisah.
Misalnya:
baik...maupun....
tidak
hanya...tetapi juga....
jangankan...,...pun
J.
Makna Istilah/kata/gabungan kata
Istilah
ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu konsep,
keadaan
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah ada yang berupa kata, ada
pula
yang
berupa idiom atau ungkapan. Idiom adalah gabungan kata yang membentuk kesatuan
arti baru sehingga sering tidak dapat ditelusuri artinya berdasarkan arti unsur
pembentuknya.
K.
Ungkapan
Ungkapan
adalah kelompok kata atau perkataan yang bersifat tetap dan digunakan untuk
menyatakan
sesuatu maksud dengan arti kiasan. Contoh: Perundingan Israel dengan
Palestina
mengalami jalan buntu. (jalan buntu=mengalami kegagalan)
M.
Majas
Majas
adalah suatu cara mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang indah
dan personal. Gaya bahasa atau majas digunakan untuk meningkatkan efek dan
menjelaskan gagasan-gagasan sehingga dapat dimengerti, baik oleh pembaca maupun
pendengar.
Bagi pemakai bahasa, gaya bahasa memperlihatkan kekhasan bahasa serta jiwa dan
kepribadiannya.
A. Isi Surat
Surat adalah alat untuk menyampaikan suatu maksud secara tertulis
barupa permintaan,
pertanyaan, pertimbangan, lamaran, penolakan dan sebagainya.
Berdasarkan sifat isinya surat dibedakan atas :
(1) Surat dinas, memuat persoalan kedinasan/intasi pemerintah.
(2) Surat pribadi:
1.1. Bersifat kekeluargaan, persahabatan, dan pekenalan (tidak resmi).
1.2. Bersifat resmi, misalnya surat lamaran pekerjaan, surat
permohonan.
(3) Surat niaga, memuat persoalan niaga/usaha.
(4) Surat sosial, dibuat pelbagai lembaga sosial
(5) Surat pengantar, surat
berbentuk daftar untuk mengirimkan sesuatu bersama surat.
Bagian isi surat terdiri
atas;
a. Alinea pembuka
Alinea pembuka ini berfungsi sebagai pengantar isi surat untuk menarik
perhatian
pembaca kepada pokok surat.
Untuk menarik perhatian pembaca kepada pokok surat.
Contoh alinea pembuka:
- Dengan ini kami beritahukan bahwa …
- Sesuai dengan …
- Dengan sangat menyesal …
- Bersama ini kami sampaikan …
Kelompok kata bersama ini dan dengan ini sering dikacaukan
pemakaiannya.
Bersama ini dipakai apabila pada surat itu ada sesuatu yang
dilampirkan.
Contoh alinea pembuka pada surat balasan:
- Berkenaan dengan surat Saudara tanggal …
- Membahas surat Saudara …
- Menjawab surat Saudara …
- Berhubung dengan surat Saudara
Pengertian Laporan
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau
suatu badan hukum
sehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya.
F. Fungsi laporan
a. memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan,
keputusan atau
pemecahan masalah.
b. memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan
kegiatan.
c. merupakan bahan untuk pendokumentasian.
d. merupakan sumber informasi.
G. Tujuan laporan
a. mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
b. mengadakan pengawasan dan perbaikan.
c. mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
H. Syarat pembuatan laporan
a. menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
b. mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.
I. Jenis-jenis laporan
Menurut jenisnya laporan dibedakan atas laporan formal dan laporan non
formal.
Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. ada halaman judul
b. ada surat atau pernyataan penyesalan
c. ada daftar isi
d. ada ikhtisar atau abstrak
e. ada pendahuluan, isi, dan penutup
Laporan non formal adalah laporan yang tidak memenuhi beberapa unsur
formal di atas.
Laporan ini bersifat pribadi yang disesuaikan dengan kepentingan
penulisannya.
J. Bentuk laporan
Berdasarkan bentuknya laporan dibedakan atas:
a. Laporan berbentuk formulir isian
b. Laporan berbentuk surat
c. Laporan berbentuk memorandum atau nota
d. Laporan jurnalistik
e. Laporan ilmiah/penelitian (makalah, skripsi tesis, dan disectasi)
f. Laporan percobaan
g. Laporan hasil pengamatan
h. Laporan perjalanan
Perubahan Makna
Jenis-jenis perubahan makna
1. Meluas maksudnya kata
yang sekarang lebih luas maknanya dari kata yang dahulu
Contoh: Kata bapak semula bermakna orang tua laki-laki sekarang meluas
menjadi
bapak guru, bapak kepala sekolah dan lain-lain
2. Menyempit yakni kata
yang semula luas namun kini maknanya menyempit.
Contoh: kata ahli sebelumnya bermakna anggota atau orang yang termasuk
dalam
golongan kata ahli bedah sekarang bermakna orang yang makin dalam bidang
tertentu.
Amelioratif yakni makna kata yang baru nilai raga katanya lebih baik atau lebih tinggi
dari makna sebelumnya.
Contoh: kata wanita lebih tinggi daripada kata perempuan
4. Peyorasi yakni makna
kata yang sebelumnya dianggap/dirasakan tinggi atau baik kini dianggap lebih
rendah daripada istri.
Contoh: kata bini dianggap lebih rendah daripada istri.
5. Asosiasi yakni perubahan
makna yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh: Orang itu memberikan amplop kepada orang yang
mewawancarainya
(dianggap uang sogok)
6. Sinestesia yakin
perubahan makna akibat perbedaan pandangan antara dua indera
yang berbeda.
Contoh: Wajahnya manis sekali (kata manis ditujukan
untuk indera perasa)
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir
sama.
Contoh:
(1) Yang sama maknanya:
Sudah – telah
Sebab – karena
Meskipun – walaupun – biarpun – sungguhpun
(2) Yang hampir sama maknanya:
mati – meninggal – wafat – gugur
melihat – mengerling – menatap – menengok
baik – bagus – indah – permai – molek – cantik
Kata-kata bersinonim seperti contoh-contoh di atas, maknanya tidak
benar-benar sama.
Dapat dikatakan jarang ada kata-kata bersinonim mutlak, yang maksudnya
sama seratus
persen. Meskipun dengan memperhatikan antara lain:
(a) makna dasar dan makna tambahannya;
(b) nilai rasanya (makna emotifnya);
(c) kelaziman pemakaiannya (kolokasinya); dan
(d) distribusinya.
Polisemi ialah satu kata yang memiliki makna banyak (ganda/lebih dari
satu)
Contoh:
(1) Andre jatuh dari motor.
(2) Harga dolar jatuh.
(3) Perusahaan jatuh.
(4) Kakak jatuh dalam ujian.
Pada kalimat (1) kata jatuh bermakna lugas (apa adanya) sedangkan
kalimat (2), (3), dan
(4) bermakna kias. Makna kata jatuh berbeda karena konteks kalimatnya.
Istilah polisemi dengan homonim berbeda.
Hiponim
Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi
superordinat/hipernim (kelas atas)
Contoh:
1. Kata bunga merupakan superordinat sedangkan mawar, melati, anggrek,
flamboyan
dan sebagainya merupakan hiponim. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan
flamboyan disebut Icohiponim
Ungkapan (Idiom)
Ungkapan (idiom) adalah kelompok kata atau gabungan kata yang
menyatakan makna
khusus makna unsur-unsurnya sering menjadi kabur.
Contoh:
1. kambing hitam - orang yang dituduh atau dipersalahkan.
2. makan angin - berjalan-jalan untuk mencari hawa bersih.
- duduk-duduk sekadar menghasilkan waktu.
3. makan tangan - kena tinju (pukul).
- beruntung besar (dengan tidak sangka-sangka).
Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan
biasanya
mengiaskan maksud tertentu.
Contoh:
1. Seperti pinang dibelah dua
Artinya: dua orang yang serupa benar
2. Makan hati berulam jantung
Artinya: bersusah hati karena perbuatan salah seorang teman karib.
3. Makan bubur panas-panas.
Artinya: terlalu berharap akan berolah rezeki lalu bertindak
tergesa-gesa sehingga
kecewa jadinya.
R. Majas
Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan
sesuatu yang lain.
Majas dikelompokkan atas:
a. majas perbandingan
b. majas pertentangan
c. majas pertautan
d. majas perulangan
1. Majas perbandingan
a. Perumpamaan ialah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berkaitan dan
sengaja dianggap sama.
Contoh: Bagai kaambing dihalau ke air.
b. Metafora ialah
perbandingan yang implisit tanpa kata pembanding.
Contoh: Kapan Anda bertemu dengan kembang desa itu?
c. Personifikasi ialah
perbandingan yang melukiskan benda mati seolah-olah hidup.
Contoh: Banjir bandang telah menelan korban manusia.
d. Alegori ialah majas yang
mengandung sifat-sifat moral manusia.
Contoh: Mendayung bahtera rumah tangga.
2. Majas Pertentangan
a. Hiperbola ialah majas
yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh: Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b. Litotes ialah majas yang
menyatakan berlawanan, memperkecil, atau memperhalus
keadaan.
Contoh: Terimalah pemberian yang tidak
berharga ini.
Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang bertentangan atau sebaliknya
dengan
maksud menyindir.
Contoh: Pagi benar engkau datang, baru pukul delapan.
Paradoks ialah
pengungkapan suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi
mengandung kebenaran.
Contoh: Hidupnya mewah, tetapi tidak bahagia.
3. Majas Pertautan
a. Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau hal yang
ditautkan dengan
orang, barang sesuai penggantinya.
Contoh: Dia suka mengisap Djisamsu.
b. Sinekdok
2a. Parsprototo ialah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan
Contoh: Saya tidak melihat batang hidungnya.
2b. Totem Protaparte ialah penyebutan keseluruhan untuk maksud
sebagian.
Contoh: Indonesia meraih medali emas dalam pertandingan itu.
c. Alusio ialah majas yang menunjuk secara tidak langsung kesuatu peristiwa
dengan
menggunakan peribahasa.
Contoh: Menggantung asap saja kerjamu sejak tadi. (membual,
omong kosong)
d. Eufeumisme ialah majas yang halus sebagai pengganti ungkapan.
Contoh: Pemerintah mengadakan penyesuaian harga
BBM, (menaikkan)
Kata ulang
Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang diulang baik seluruhnya
maupun hanya sebagian, berkombinasi dengan imbuhan maupun tidak, mengalami
perubahan bunyi maupun tidak. Berdasarkan batasan di atas, maka kata ulang
selalu memilki
kata dasar atau bentuk dasar.
Kata kuda-kuda adalah kata ulang karena kata dasarnya kuda.
Demikian juga kata
berlari-lari yang berasal dari bentuk dasar berlari.
Sebaliknya, kata biri-biri, kurakura,
compang-camping, mondar-mandir bukanlah
kata ulang karena tidak memiliki
kata dasar ataupun bentuk dasar.
a) Bentuk kata ulang
Menurut proses pembentukannya, kata ulang dibedakan atas:
kata ulang utuh (murni) : kuda-kuda, rumah-rumah, anak-anak
kata ulang berimbuhan : mobil-mobilan, orang-orangan
kata ulang berubah bunyi : kelap-kelip, sayur-mayur, lauk-pauk
kata ulang sebagian : berlari-lari,
tembak-menembak, melambai-lambaikan
Kalimat aktif dan pasif
Kalimat aktif merupakan kalimat dasar, sedangkan kalimat pasif
merupakan kalimat ubahan dari kalimat aktif.
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan
oleh predikat.
Kalimat aktif hanya terdapat pada kalimat yang predikatnya berupa
verba transitif (kata kerja yang memerlukan objek)
Contoh:
(1) Dosen itu mengangkat seorang asisten baru.
(2) Saya harus menyelesaikan tugas ini.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak berperan sebagai pelaku, tetapi
sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat.
Contoh:
(1a) Seorang asisten baru diangkat oleh dosen itu.
(2a) Tugas ini harus saya selesaikan.
Pemasifan dalam bahasa Indonesia dilakukan
dengan dua cara: (1) menggunakan verba
tanpa prefiks di – seperti contoh (2a)
Selain contoh (1a) dan (2a) di atas perhatikan
contoh kalimat pasif berikut ini.
(3) Kaki saya tersandung batu.
(4) Mereka kedinginan dari tadi.
Pada kalimat (3) dan (4) subjeknya dikenai
(sasaran) perbuatan yang dinyatakan
predikat. Kaki
saya (kalimat 3) dan mereka (kalimat 4) subjeknya menjadi sasaran.
Perbedaan reklame dengan iklan:
- Reklame berupa kalimat singkat, tulisan,
gambar mencolok. Medianya papan reklame, spanduk, poster dipasang di tempat
terbuka.
- Iklan berupa kalimat, bisa panjang bahkan
ada yang berupa artikel. Medianya mediacetak (koran, majalah, buku
telepon,dll), maupun media elektronik (teve, radio, film).
Macam-macam iklan menurut sifatnya:
- Iklan informatif, misalnya iklan pengumuman
pindah rumah atau lowongan kerja.
- Iklan memaksa, misalnya dari kuasa hukum
atau pengadilan.
- Iklan menakut-nakuti, misalnya: “Awas demam
berdarah! Gunakan....untuk memberantas
nyamuk.”
- Iklan persuasif, untuk membujuk publik agar
mau menggunakan suatu produk, menjaga
kelestarian lingkungan, mematuhi hukum, dll.
Macam-macam iklan menurut isinya:
- iklan penawaran: menawarkan produk dan jasa
- iklan permintaan: membutuhkan tenaga
- iklan keluarga: ucapan belasungkawa
- iklan
layanan masyarakat: ajakan KB, ikut pemilu, dll.
Catatan kaki/footnote
merupakan penjelasan sumber semua kutipan,
baik kutipan
langsung maupun kutipan tidak langsung
diletakkan di kaki. Fungsi catatan kaki/footnote
adalah sebagai berikut:
1. pembuktian atas sumber informasi
2. penghargaan kepada pengarang yang
pendapatnya dikutip
3. pemberian keterangan tambahan untuk
memperjelas pembahasan
4. penunjukan bagian lain dlam naskah
Catatan
kaki berisi tentang
nama pengarang, judul buku, (kota penerbit: nama penerbit,
tahun
terbit), halaman.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar sumber
tertulis yang dijadikan acuan dalam pembahasan
karya tulis.
Cara menulis daftar pustaka yaitu...
1. Nama pengarang ditulis dengan mendahulukan
nama akhir. Nama akhir (keluarga)
ditulis lebih dahulu dipisahkan dengan tanda
koma dari nama pertama yang ditulis
kemudian.
2. Tahun penerbitan (.)
3. Judul buku (.)
4. Kota penerbit (:)
5. Nama
penerbit (.)
Ide pokok/pikiran utama/gagasan utama
Ide pokok/pikiran utama/gagasan utama adalah
gagasan yang menjiwai paragraf. Cara menentukan gagasan utama dalam paragraf
adalah: merupakan pernyataan yang paling umum, paling penting atau penyataan
yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagianbagian
yang diulang
pada kalimat-kalimat yang lain.