Senin, 23 Januari 2017

CERPEN KARYA SISWA



ANDAI SERAGAM BISA BICARA

            Seragam yang menempel di dinding terlihat using dengan sorotan raja siang. Debu dan angin menyentuhnya seakan mengajak Bunga untuk menggapai dan mengingatkan masa SMA yang sebenarnya enggan ia ingat karena berkecamuk dalam penyesalan.
            Dimulai dari Bunga yang duduk dibangku Sekolaah Dasar saat ia hanya mengenal permen. Dengan doa sang ibu, Bunga telah menjadi anak dewasa. Beberapa tahun bagai beberapa hari. Bunga salah melangkah hingga terjerat kedalam pergaulan setan. Bunga mengenal cinta dari laki – laki yang sama sekali bukan harapan bangsa.
            Disaat anak – anak sebayanya meraih berpuluh – puluh prestasi membawa negaranya, gadis yang menjadi harapan sang ibu, malah ikut – ikutan dalam tawuran, geng motor, merokok, pemabuk dan lebih parahnya pecandu narkoba. Akhirnya, ia kehilangan sebuah mahkota yang seharusnya ia jaga untuk teman hidupnya dan sekeras apapun itu takkan bisa kembali inilah Nasi sudah menjadi bubur.
            Dibalik Bunga yang menjerit meminta pertanggung jawaban karena mendapat hasil dari kelakuannya, sang ibu menyusun benang dengan peluh keringat. Ia mempunyai jutaan harapan bahwa anaknya bisa mengubah dunia. Ibunya merasa sangat mengenal baik anaknya yang shaleh, rajin dan bermoral. Tapi nyatanya? Ibu belum mencium bangkai disana, belum.
            Menjelang hari, para tetangga seakan didukung oleh alam, mereka menyampaikan sebuah kabar, tentunya bukan kabar burung. Bau bangkai yang Bunga tutupi terbongkar sudah. Hati sang ibu hancur lebih dari berkeping – keping bagai atom – atom kimia. Saking menyeruak ke hidung, ibu menjadi sakit dan stress. Hanya satu foto anak berjilbab yang ia kenal bukan anak yang sudah membuka auratnya.
            Aliran air mata Bunga membasahi wajah dan hatinya, penyesalan berkecamuk dengan rasa bersalah yang tak termaafkan. Bunga mengambil sehelai jilbab dan ia pakai dihadapan sang ibu. Beruntung memori ibu kembali berdatangan, mereka berpelukan. Dalam hatinya, Bunga berjilbablah yang ia kenali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar